News Update :

Ketika SBY Meledakkan Bom

22/07/09

Indonesia kembali diguncang bom. Ledakkan kali ini tepat di depan mata dunia, yaitu ketika dunia ingin tahu sehebat apa sih kemampuan Indonesia di lapangan sepak bola. Tidak tanggung-tanggung, Manchaster United rencananya yang akan meladeni para tukang bola Indonesia. Tiba-tiba bom meledak di tempat tim Manchester United akan menginap, JW Mariot dan Ritz Carlton. Terang saja para bule itu langsung ngacir. Batal deh pertandingan. Tidak usah dibayangkan kerugiannya. Pasti banyak sekali. Belum juga terungkap pelaku bom tersebut, SBY, Sang Pemenang Pemilu yang juga Sang Presiden tiba-tiba meledakkan bom. Entah bom teroris atau bom contrateroris, bom ini pun gaungnya cukup dahsyat. Tentu bukan seperti bomnya Amrozi, bomnya SBY adalah bom politik. Sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa ada upaya pendudukan kantor KPU, menggagalkan hasil pemilu, dan revolusi di negeri ini. Celakanya, informasi itu konon didapat dari data intelijen. Mungkin memang benar ada kelompok tertentu merencanakan demikian. Tetapi mengapa harus menggunakan momen bom tersebut untuk menghajar sang rival?

Analisis dan hasil penyelidikan kepolisian mulai menguak motif dan pelaku bom Kuningan. Tidak ada indikasi kaitan langsung dengan kancah perpolitikan Indonesia. Sebuah jaringan teroris transnasional disebut di belakang peristiwa itu. Konon, bom itu adalah bom bunuh diri. Lalu, bagaimana dengan bom politik SBY? Tampaknya itu pun merupakan bom bunuh diri. Sebab, dengan meledakkan bom politik dalam pidatonya itu, yang ternyata akurasinya sangat jauh, dapat menciderai citra politik SBY sendiri. Kesan yang sangat kuat dari peristiwa itu SBY ternyata seorang yang cengeng dan mudah terbawa dalam sentimentil suasana. Satu lagi kesan yang muncul, SBY seorang yang gegabah. Padahal, justru sebelumnya SBY dicitrakan sebagai sosok yang sangat hati-hati. Saking hati-hatinya, ia dianggap lamban dalam merespon. SBY pelaku apa korban dari peristiwa bom politik yang diledakkannya?

Pertanyaan ini paralel dengan apakah pelaku peledakan bom kuningan itu sekaligus perakitnya. Satu hal yang pasti, mereka tidak bekerja sendirian. Mereka bekerja dalam sebuah tim. Tim SBY dan tim teroris (konon kelompok Noordin M Top) masing-masing bertanggung jawab atas dua ledakan bom yang berbeda bentuk dan motifnya tersebut. Persoalan siapa yang merakit bomnya SBY itu biarlah menjadi kajian para analis politik. Yang kita inginkan bersatulah bangsa Indonesia apapun partainya, agamanya, etnisnya, status sosialnya bahu-membahu membangun Indonesia yang tentram, adil, dan sejahtera.

Mungkin harapan dan impian seperti itu terlalu muluk-muluk. Tetapi kenapa tidak. Bukankah SBY pernah menang dengan slogan "bersama kita bisa"? Maka, benar kata Joko Susilo bahwa kita harus segera stop dreaming start action untuk membangun Indonesia tercinta ini.

Share this Article on :

0 comments:

 
© Copyright PIJARBINTANG.COM 2010 -2011