Flu babi begitu menggemparkan. Semua media mengangkatnya sebagai headline. Begitu hebohnya penyakit yang disebabkan oleh virus N1H1 ini sehingga popularitasnya hampir menyamai Obama, dan bahayanya hampir menyamai komunis. Tentu saja lebih berbahaya dari teroris, sebab N1H1 menyerang manusia tanpa agenda dan skenario. Pelakunya pun tak kasat mata biasa. Tetapi telah diidentifikasi bahwa modus penyerangan virus ini melalui udara. Maka tidak cukup alasan bagi yang tidak mengkonsumsi babi bisa merasa aman dari ancaman virus ini. N1H1 merupakan hasil mutasi genetika dari varian virus-virus flu sebelumnya. Sebelumnya dunia telah dihebohkan oleh virus flu burung (N5H1) kemudian flu Singapura. Flu yang dulunya hanya penyakit sepele, sekarang begitu menghebohkan. Fenomena apa ini?
Kehidupan manusia ternyata makin rentan. Bencana alam semakin sering terjadi (eh, mungkin pada zaman purba jauh lebih hebat ding. Benturan asteroid, pencairan es kutub, dll bukankah lebih dahsyat...?). Oke, memang bencana alam zaman purba mungkin lebih dahsyat. Maka ini tidak termasuk dalam bahasan kita. Kita bahas penyakit saja ya. Mulai dari Aids, Antrax, Flu Burung, Flu Singapura, Flu Babi. Semua itu adalah ancaman terhadap kelangsungan hidup umat manusia. Fenomena apa ini?
Ternyata manusia yang penuh dengan ambisi untuk menaklukkan dunia itu menjadi tak berdaya oleh makhluk yang amat-amat amit-amit kecilnya. Makhluk yang bernama virus. Sayangnya saya bukan pakar biologi jadi nggak tau banyak tentang sepak terjang virus (lho... tau gitu ngapain brani-braninya posting tentang virus..??!!). Tetapi memang virus selalu menjadi ancaman yang tidak bisa dianggap sepele. Nuklir memang menakutkan, tetapi jauh lebih menakutkan adalah senjata biologis. Tentunya senjata itu pelurunya adalah virus (apa gitu ya...?) Sebuah ironi memang. Bahwa manusia yang terus berlomba dalam kecerdasan untuk mengembangkan kemampuannya baik menyerang maupun bertahan, tetapi berhadapan dengan makhluk terkecil di dunia itu menjadi tidak berdaya.
Tidak seperti manusia, virus menjadi semakin berbahaya bukan karena kecerdasannya. Virus menjadi semakin berbahaya karena kemampuannya beradaptasi. Semakin dibasmi, maka semakin menjadi-jadi. Dalam satu hal, virus sama seperti manusia, berjuang untuk mempertahankan hidup. Ini adalah naluri setiap makhluk hidup. Maka, semakin besar ancaman, semakin besar pula kemampuannya untuk menghadapi ancaman itu. Misalnya, saling bertukar sel sehingga membentuk spesies baru dengan segala keunggulannya. Lalu manusia mau berbuat apa terhadap virus? Berperang melawan virus..? Tampaknya mustahil akan memenangkan pertempuran itu...
Persoalan ini hendaknya harus dipahami secara kosmologis. Bahwa alam mempunyai hukumnya sendiri. Dunia manusia, tumbuhan, hewan, .... termasuk virus juga, adalah mikrokosmos yang membentuk satu kesatuan makrokosmos atau alam semesta. Begitu salah satu unsur tersebut terganggu, maka akan berdampak pada seluruh konstelasi kosmos. Nah, kita sudah apakan virus-virus itu kok sekarang sedemikian mematikan...?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 comments:
Pertamaxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
wah ngeri juga ya seranganya, andai kata virus itu punya scenario bersama-sma mengadakan serangan fajar pasti semua lawan politiknya keok ya..... it akan habis. waspadalah ..... waspadalah, virus menyerang bukan karena niat pelakunya saja, tertapi karena ada kesempatan... waspadalah
Pinus, kenapa kok disebut flu babi ya? WHO sendiri mengakui, virus itu tidak ditularkan dari babi. bahkan, belum ada satu babi-pun yang ditemukan mengidap virus ini. dipastikan penyebarannya bukan melalui babi..... lha terus kenapa orang pada ribut ngurusin babi??? capek deh... termasuk mertuaku he he he
lha ya itu... mestinya jangan disebut flu babi tapi flu hidung ya... mau hidung babi kek ... hidung burung kek... hidung belang kek...
Posting Komentar