News Update :

Belajar Berdemokrasi Melalui Pemilu

04/04/09

Sebenarnya pemilu itu hak atau kewajiban sih? Pertanyaan ini kurang lebih paralel dengan pertanyaan begini: Sebenarnya sekolah itu hak atau kewajiban sih? Masih ingat berita tentang Syeh Puji yang menikahi adik kecil yang bernama Ulfa? Ketika tampaknya si Ulfa sudah dengan senang hati menerima pernikahan itu dan meninggalkan bangku sekolah untuk menjadi hareem dari Sang Saudagar, kok pihak lain, entah pribadi maupun lembaga, pada sewot (maaf, maksud saya pada interfensi dengan dalih advokasi hak anak-anak). Lho..., trus siapa yang salah kalau duduk perkaranya begini.... Lagi pula kok ngelantur ke gosip Syeh Puji...? Apa hubungannya dengan PEMILU....?

Demokrasi hanyalah sebuah sistem. Ada banyak sistem ketatanegaraan. Akan tetapi, sekarang ini diyakini bahwa Demokrasi merupakan sistem yang paling adil dari segi hak asasi manusia. Maka, jalannya demokrasi dalam suatu sistem ketatanegaraan menjadi indikasi bagi penghormatan terhadap hak asasi manusia. Persoalannya, demokrasi menuntut kedewasaan berpikir seluruh elemen bangsa. Sebab, demokrasi mewajibkan toleransi terhadap perbedaan. Termasuk bila sesuatu (pihak atau idiologi) yang kita bela ternyata kalah dalam suatu mekanisme demokrasi, maka harus dengan lapang dada menerima kenyataan. Nah, pemilu adalah mekanisme demokrasi yang paling krusial dalam tatanan kenegaraan. Kita tidak boleh apatis (dengan bersikap golput alias tidak memilih) jika yang memenangkan dalam pemilu akan menentukan kebijakan terhadap bangsa dan negara ini, dan ternyata aspirasi kita tidak termuat di dalamnya, jangan salahkan siapa-siapa...
Kembali kepada pertanyaan awal kita, sebenarnya pemilu itu hak atau kewajiban sih...? Tentu saja suatu hak. Lho..., kalo pemilu merupakan hak, berarti suka-suka kita dong... Mau dipake atau tidak gak ada yang ngelarang... Tapi ingat, tidak semua hak itu terus bisa sesuka hati kita menyikapinya. Seperti halnya setiap orang berhak untuk beragama, tidak berarti boleh sesukanya mau beragama atau tidak. Kalau boleh saya katakan, hak kita dalam pemilu mengandung muatan tanggung jawab moral, sehingga hampir-hampir menjadi suatu kewajiban. Seperti hak Anda di hadapan hukum untuk mendapatkan kebebasan beribadah, ternyata bukanlah hak lagi jika ibadah itu dihadapkan kepada Tuhan. Hak itu tidak lain adalah Kewajiban. Nah..., bingungkan...? Trus..., apa dong hubungannya dengan Ulfa dan Syeh Puji....? Ya pikir sendirilah...!!!

Share this Article on :

3 comments:

Anonim mengatakan...

kalo saya lebih suka memakai istilah 'memilih' (mencontreng, berarti) hak atau kewajiban sih? karena pemilu adalah sebuah mekanisme seperti yang sudah di urai diatas. Jadi... according my version.. memilih adalah wajib!!! dan ketahuilah golput adalah juga pilihan :)
Walach, tambah muter lagi.. :D Untungnya golput bener bukan pilihan yg tepat saat kedaulatan di tangan pemilik modal.

domdom mengatakan...

lah ini dia... saat kedaulatan di tangan pemilik modal, golput memang bukan pilihan yang tepat... saran saya, ambil itu modal, contreng sesuai hati nurani... eh, bener nggak sih..?

gnet5675 mengatakan...

Akhirnya Aku GOLPUT juga, bukan hanya Golongan pelaku urusan teknologi, tetapi benar2 golput. sebab namaku tidak tercantum dalam DPT dan DPS

 
© Copyright PIJARBINTANG.COM 2010 -2011